Bahan Baku Cincau Hitam

1:36 AM


Cincau hitam dibuat dari bahan baku daun janggelan. Daun janggelan sendiri biasa di jual di pasar-pasar dalam bentuk sudah jadi.Tanaman janggelan mungkin masih asing di telinga masyarakat. Namun, jika menyebut nama cincau hitam, mungkin hampir semua kalangan mengenal makanan ini. Daun janggelan merupakan bahan pokok yang digunakan untuk memproduksi cincau hitam. Cincau hitam (Mesona palustris BL) termasuk dalam famili Labiate. 

Awalnya tanaman cincau berasal dari Asia dan menyebar ke India, Birma, Indocina, Philipina sampai Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki ketinggian 75-2300 m di atas permukaan laut. Ciri-cirinya, berbatang kecil dan ramping, pada ujung batang tumbuh batang-batang kecil, ada yang tumbuh menjalar ke tanah dan ada pula yang tegak. Memiliki bentuk daun yang lonjong, berujung runcing. Bentuk bunga mirip dengan kembang kemangi berwarna merah muda atau putih keunguan. Dari daun dan batang inilah menghasilkan gelatin hijau kehitaman. Oleh karena itu dikenal dengan nama cincau hitam. 

Pembudidayaan tanaman ini sangat mudah karena tidak memerlukan pemeliharaan secara khusus. Karena setelah berumur tiga hingga empat bulan tanaman bisa dilakukan pemanenan pertama dengan cara memotong sebagian tanaman menggunakan sabit sehingga bagian yang tertinggal dapat tumbuh kembali. Tanaman Janggelan yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara menghamparkannya di atas permukaan tanah, sehingga warnanya berubah dari hijau menjadi coklat tua. 

Tanaman cincau yang telah kering ini merupakan bahan baku utama pembuatan cincau hitam. Sebenarnya, cincau bukanlah nama tumbuh-tumbuhan, melainkan istilah populer untuk menyebut gel serupa agar-agar, yang diperoleh dari hasil perendaman dan peremasan daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Para ahli ilmu tumbuhan menyebut, gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung sejenis karbohidrat yang mampu mengikat air. Kata ‘cincau’ sendiri berasal dari dialek Hokkian, sienchau, atau xiancau dalam dialek Hanzi. Istilah ini lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara, yang kemudian diserap bahasa Indonesia menjadi ‘cincau’.

You Might Also Like

0 comments